Nematoda usus dibagi 2 berdasarkan habitatnya, yaitu :
- nematoda usus yang di keluarkan oleh tanah (soil transmitted helmint )
- nematoda usus yang ditularkan tidak melalui tanah (non-soil transmitted )
terdapat beberapa spesies dari nematoda usus yang memiliki prevalensicukup tinggi di indonesia, yaitu :
- Ascaris lumbricoides
- Tricuris trichiura
- Enterobius vermicularis
- Necator americanus
- Anchylostoma duodenale
siklus hidup secara umum sama, hanya ada beberapa sajayang berbeda. masing-masing nematoda memiliki stadium yang sama, yaitu dimulai dari telur, larva, cacing dewasa, namun demikian tingkah laku yang berbeda.
Morfologi Telur
Telur Ascaris lumbricoides atau cacing gelang memiliki ciri-ciri yaitu :
- ukuran telur bergantung kesuburan di dalam usus hospes
- telur keluar bersama tinja dalam keadaan belum matang
- ada tiga bentuk telur yang mungkin di temukan dalam tinja, yaitu :
telur di buahi |
Cacing Ascaris lumbricoides atau cacing gelang memiliki ciri-ciri yaitu :
- Nematoda usus terbesar
- badan panjang silindris, kedua ujung lancip, lapisan luar dilapisi kutikula yang melintang.
- mulut memiliki 3 bibir, 1dorsal dan 2 lateroventral.
- caing jantan ukurannya lebih kecil dari pada betina.
- bagian posterior cacing jantan melengkung ke arah ventral.
Siklus Hidup
siklus hidup ascaris |
larva stadium 2 (bentuk infektif), tertelan akan berada di usus atas muda. dan mengeluarkanlarva rabditiform yang akan menembus didng usus,masuk ke peredaran darah, lalu ke hati,jantung dan paru-paru. larva akan keluar dari alveoli, yaitu bermigrasi ke bronkus, naik ke trakea, sampai tertelan kembali kekerongkongan dan berhabitat di usus halus menjadi cacing dewasa
Hospes
hospes dari Ascaris adalah manusia, di manusia, Ascaris akan berkembang menjadi dewasadan mengadakan kopulasi serta akhirnya bertelur.
Patologi klinik
gejala klinik akan di tunjukkan pada stadium larva maupun dewasa. Pada stadium larva,Ascaris menyebabkan gejala ringan di hati dan akan menyebabkan gejala loeffler di paru-paru. pada stadium dewasa, di dalam usus cacing akan menyebabkan gejala khas,tidak nafsu makan, muntah-muntah,diare, konstifasi,dan mual. bila kesaluran empedu, akan menyebabkan kolik atau ikterus.
Diagnosis
- pemeriksaan tinja dengan menggunakan metode natif/langsung, penderita dinyatakan + jika ditemukan telur di buahi,dekotikasi, dan tidak dibuahi dalam tinja.
- menemukan cacing dewasa dalam muntahan,tinja, atau keluaran dari hidung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar